Thursday, October 6, 2016

Jaminan Allah atas rizki dan menghilangkan keraguan

Tags

Terkadang ketika seseorang ingin melakukan kebaikan, pasti banyak sekali hambatan dan penghalang yang sering dialami, diantara hal-hal yang sering kita rasakan ialah timbulnya sebuah keraguan dan kehawatiran yang selalu mengiringi setiap langkah kita menuju kebaikan, padahal jika kita mengerjakan kebaikan itu, keraguan-keraguan itu akan hilang dan kekhawatiran itu sebenarnya tidak terjadi, itulah pentingya sebuah keyakinan yang kuat untuk melakukan sesuatu apalagi yang kita kerjakan ini bernilai kebaikan dan ibadah.
Bisikan-bisikan syaitan yang selalu menghampiri kita membuat kita ragu ketika kita ingin  melakukan sebuah kebaikan, diantara keraguan dan kekhawatiran yng sering kita rasakan ialah Keraguan terhadap rizki yang diberikan Allah kepada kita.


Rizki seseorang sudah dijamin Allah bagi seluruh umatnya, jadi ketika kita ragu akan rizki yang dijamin Allah terhadap kita, maka kita harus membenahi keimanan dan ketaqwaan kita, sering kali kita beranggapan bahwa ketika kita ingin melakukan sesuatu kita ragu akan rizki yang diberikan Allah kepada kita, padahal jikalau kita melakukan sesuatu dan berusaha untuk mendapatkan rizki, jaminan Allah, kita akan mendapatkan rizki tersebut, jika kita tidak memdapatkan rizki dari usaha yang kita lakukan, sebenarnya Allah SWT sedang mengalihkan rizki tersebut pada sesuatu yang lain karna rizki itu tidak hanya berupa harta, bisa jadi kita diberikan kesehatan dan dimudahkan jalan urusan kita, itu juga termasuk rizki yang diberikan Allah kepada kita, akan tetapi terkadang kita lupa akan rizki yang Allah berikan.
Kekhawatiran yang sering muncul dari diri kita yakni kekhawatiran rizki untuk kuliah, menikah, dan mempunyai anak. Sering kita temukan orang-orang yang tidak kuliah dengan alasan khawatir tidak bisa membayar uang kuliah, padahal ketika kita menjalaninya, rizki yang kita khawatirkan  akan kita dapatkan walaupun  terkadang kita tidak tau dari mana  jalan Allah memberikan rizki itu sehingga kita bisa membayar biaya kuliah, karena Allah akan memudahkan jalan orang-orang yang menuntut ilmu.
Kemudian kekhawatiran rizki untuk menikah,
Kita sering menunda-nunda untuk menikah padahal secara fisik kita mampu untuk menikah, kekhawatiran yang sering muncul iyalah kekhawatiran ketika menikah dia tidak bisa member makan anak istrinya, pekerjaan belum mapan, usaha sering gagal, sehingga timbul dalam diri mereka kekhawatir untuk menikah, padahal ketika menikah semua kekhawatiran itu hilang, kekhawatiran akan rizki, semua Allah cukupi, entah dengan cara apa Allah memberikan rizki tersebut.
Kekhawatiran untuk memiliki keturuna.

Kekhawatiran ini sering dirasakan oleh orang-orang yang sudah menikah, kekhawatiran akan rizki ketika mempunyai anak, terkadang kita berfikir jika penghasilan kita pas-pasan untuk hidup berdua dengan istri kita, kemudian kita memiliki seorang anak, terkadang kita khawatir kita tidak bisa membiayai kehidupan anak kita, padahal semua itu hanyalah bisikan syaitan saja, ketika kita menjalankanya, kekhawatiran itu tidak terjadi, rizki yang kita dapatkan perlahan bertambah sesuai dengan kebutuhan kita “Allah mencukupi berapapun rizki yang kita butuhkan karna jika Allah memberikan rizki tidak sesuai dengan kebutuhan kita, berarti Allah zholim terhadap kita”. Namun!!! Jika rizki yang kita dapatkan terkadang belum cukup untuk menghidupia anak dan istri kita bukan berarti Allah tidak memberikan rizki yang sesuai dengan kehidupan kita, bisa jadi karena kita yang belum bisa mengatur rizki yang kita dapatkan dengan pengeluaran yang kita gunakan, maka manajement keuangan juga harus dijalankan untuk memaksimalkan rizki yang kita dapatkan. 

قال الحسن البصري: قرأت في تسعين موضعا من القرآن أن الله قدر الأرزاق وضمنها لخلقه ، وقرأت في موضع واحد " الشيطان يعدكم الفقر" : فشككنا في قول الصادق في تسعين 
موضعا ، وصدقنا قول الكاذب في موضع واحد
Hasan Basri berkata: Aku telah membaca di sembilan puluh tempat (90 kali disebutkan) di dalam Al Qur'an, bahwa sesungguhnya Allah telah menetapkan (mentaqdirkan) rezeki dan menjamin (mengeransi) rezeki itu untuk makhlukNya, dan aku membaca (hanya) pada satu tempat “syeitan menakut-nakutimu akan kefakiran”, lantas, (apakah layak) kita ragu terhadap perkataan yang Maha Benar di sembilan puluh tempat, sementara kita mempercayai perkataan pembohong (hanya) di satu tempat?

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon